Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah
mengembangkan “Buku Ajar Permodalan Koperasi” serta mendeskripsikan peningkatan
motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa. Pengembangan bahan ajar menerapkan
empat tahap pengembangan (Four-D model) dari Thiagarajan dkk, 1974. Penelitian
ini juga menerapkan ide-ide penelitian tindakan kelas. Model bahan ajar yang
dirancang terdiri dari enam bab untuk enam kali pertemuan tatap muka, dimana
penyusunannya mengacu pada model Atwi Suparman (dalam Panen dan Purwanto,
2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar berhasil dikembangkan dan
hasil ujicoba bahan ajar meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar
mahasiswa.
Abstract
The objective of this study is to
develop ‘Buku Ajar Permodalan Koperasi” and describe the effectivity of that
textbook in student learning motivation and student learning achievement. The
textbook has been developed using the Four-D model of Thiagarajan et al, 1974,
that include phase of define, design, develop, and disseminate. The textbook
consist of six chapter based on Atwi Suparman model (Panen and Purwanto, 2001).
Result from this classroom action research shows that the textbook can develop
student learning motivation and also student academic achievement.
Pendahuluan
Berdasarkan
pengalaman mengajar mata kuliah permodalan koperasi, telah ditemu-kenali
masalah yang dialami mahasiswa adalah kesulitan dalam memperoleh buku ajar
“Permodalan Koperasi”. Berdasarkan tuntutan GBPP, mata kuliah permodalan
koperasi menuntut dimilikinya buku ajar sedikitnya: (1) Pembelanjaan/
Permodalan, (2) Anggaran/Budgeting, (3) Analisis Laporan Keuangan (financial
statement analysis), dan (4) Buku-buku tentang perkoperasian. Buku ajar
tersebut sangat diperlukan untuk membangun konsep dasar dalam menjelaskan
Permodalan Koperasi yang memiliki ciri khas (berbeda dengan modal perusahaan
non-koperasi) karena jenis dan sumber modal koperasi telah diatur secara
spesifik dalam Pasal 41 Undangundang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Nasution (2005:103) mengemukakan bahwa buku pelajaran merupakan salah satu alat
teknologi pendidikan yang memberi keuntungan antara lain: (1) membantu guru
melaksanakan kurikulum, (2) pegangan dalam menentukan metode pengajaran, (3)
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru, dan (4) memberikan kontinuitas pelajaran di kelas
yang berurutan sekalipun guru berganti. Begitu pula Tarigan (dalam Haryadi,
2003:170) mengemukakan bahwa buku teks adalah sarana belajar yang biasa
digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu
program pengajaran.
Dilihat dari
manfaat buku ajar di atas, semakin meyakinkan bahwa pengembangan bahan ajar
permodalan koperasi adalah sangat penting dan mendesak untuk dilaksanakan.
Dengan pengembangan bahan ajar secara
sistemik dan berkesinambungan akan dihasilkan buku ajar permodalan koperasi
yang sangat dibutuhkan khususnya oleh mahasiswa program studi pendidikan
ekonomi tersebut, sehingga kesulitankesulitan mahasiswa dalam memiliki buku
ajar akan dapat segera diatasi, sehingga motivasi belajar dan hasil belajar
mahasiswa diharapkan dapat meningkat. Oleh karena itu masalah penelitian
tindakan yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan
bahan ajar yang telah dikembangkan dapat meningkatkan motivasi (mencapai
motivasi berprestasi tinggi/skala > 2 dari 4 skala) dan hasil belajar
mahasiswa (mencapai nilai rerata B+) pada mata kuliah Permodalan Koperasi “?
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1)
mengembangkan bahan ajar dengan menyusun 6 (enam) bab bahan ajar untuk 6 (enam)
kali pertemuan tatap muka, (2) mendeskripsikan peningkatan motivasi berprestasi
mahasiswa setelah menggunakan bahan ajar mata kuliah Permodalan Koperasi hingga
memperoleh skala > 2 dari 4 skala, dan (3) meningkatkan hasil belajar
mahasiswa peserta kuliah permodalan koperasi hingga mencapai nilai rerata “B+”
sebagai efek pembelajaran (instructional effects) dari bahan ajar yang telah
dikembangkan.
Metode
Metode yang dipilih
dalam pengembangan bahan ajar adalah Four-D Model (Thiagarajan, dkk, 1974),
yang meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design),
pengembangan (develop), dan tahap
pendesiminisasian (desseminate). Penelitian ini juga menerapkan ide-ide
penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Dalam PPKP
(Penelitian Pengembangan Kualitas Pengajaran) ini, tahap pendefinisian diawali
dengan mengkaji tujuan instruksional
yang hendak dicapai yang telah ditetapkan dalam GBPP (Garis Besar Program
Perkuliahan) dan analisis kebutuhan mahasiswa. Tahap ini berakhir setelah
tujuan instruksional khusus dirumuskan sebagai petunjuk arah yang harus dicapai
dalam proses pembelajaran.
Tahap
perancangan adalah tahap merancang prototype atau model bahan ajar.
Menurut Panen dan Purwanto (2001:11) ada
tiga metode yang dapat dipilih dalam menyusun desain bahan ajar yaitu: (1)
menulis sendiri (starting from scratch), (2) mengemas kembali informasi
(information repackaging atau text transformation) dan (3) menata
informasi (compilation atau wrap around text). Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode yang ketiga yaitu
penataan informasi yaitu dengan mengkompilasi seluruh bahan atau materi perkuliahan
yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel dan lain-lain.
Materi-materi yang dibutuhkan dikumpulkan, difotocopi kemudian dipilih,
dipilah, dan disusun berdasarkan tujuan instruksional yang akan dicapai,
GBPP, dan urutan perkuliahan yang tercantum dalam Silabus mata kuliah
permodalan koperasi. Selain itu, materi tersebut juga dilengkapi dengan
pedoman belajar untuk mahasiswa (student manual) yang berisi petunjuk
penggunaan bahan ajar, latihanlatihan dan tugas yang perlu dilakukan mahasiswa.
Metode ini
dipilih dengan alasan bahwa metode panataan informasi untuk merancang bahan
ajar ini paling ekonomis dan tidak membutuhkan waktu yang banyak. Yang
diperlukan adalah ketrampilan dosen untuk mengumpulkan buku teks, melalui
penelusuran literatur di perpustakaan, seleksi materi di toko buku, dan seleksi
informasi-informasi yang aktual di koran, majalah, jurnal dan lain-lain.
Model bahan ajar yang akan didesain terdiri
dari 6 (enam) bab untuk 6 (enam) kali pertemuan tatap muka, dimana
penyusunannya mengacu pada model Atwi Suparman (dalam Panen dan Purwanto,
2001:22-27) yaitu berisi: (1) tujuan mata kuliah, (2) nama bab (pendahuluan,
penyajian, penutup), (3) daftar pustaka, dan (4) senarai.
Pada tahap ini
selain dibuat rancangan bahan ajar, juga disusun rancangan Lembar Kritik baik
untuk mahasiswa maupun untuk dosen penyaji tentang kelebihan dan kekurangan
bahan ajar sebagai bahan masukan untuk revisi bahan ajar. Kemudian untuk
mengukur hasil belajar dibuat juga rancangan instrumen ukur dalam bentuk kuis
I, kuis II dan kuis III, sedangkan untuk mengukur motivasi mahasiswa dibuat
pula rancangan alat ukurnya berupa kuesioner.
Pada tahap
pengembangan, dibuat rancangan bahan ajar, lembar kritik, kuis dan kuesioner
sehingga menghasilkan apa yang disebut “desain” yaitu 6 (enam) desain bahan
ajar, 1 (satu) desain lembar kritik, 3 (tiga) desain kuis dan 1 (satu) desain
kuesioner. Desain-desain tersebut selanjutnya diserahkan kepada pakar Prof. Dr.
H. M. Rachmad, SE, ME Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi yang
memiliki spesialisasi di bidang Ilmu Ekonomi Koperasi, untuk direviu.
Berdasarkan
hasil reviu tersebut, dilakukan revisi perangkat bahan ajar tahap I, dan hasil
revisi I tersebut menghasilkan apa yang disebut “Konsep” yang terdir dari 6
(enam) konsep bahan ajar, 1 (satu) konsep lembar kritik, 3 (tiga) konsep kuis
dan 1 (satu) konsep kuesioner. Masih pada tahap ini, konsep bahan ajar, lembar
kritik, kuis, dan lembar kuesioner akan dipra-uji cobakan kepada 10 orang
mahasiswa semester III program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP
(Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
untuk dievaluasi terutama dari segi bahasa (apakah mudah/sulit dipahami),
istilah (apakah familiar/tidak familiar), tingkat keterbacaan (apakah sajian
materi terlalu banyak/sedikit dengan alokasi waktu yang tersedia). Hasil
evaluasi mahasiswa ini akan dijadikan bahan untuk Revisi tahap II. Hasil
pra-uji coba atau hasil revisi II ini menghasilkan seperangkat naskah bahan
ajar.
Tahap pengembangan yang terakhir
dari model 4-D adalah tahap desiminasi. Pada tahap ini naskah seperangkat bahan
ajar yang sudah dua kali direvisi diujicobakan kepada sasaran mahasiswa yang
sebenarnya yaitu mahasiswa semester V program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan
PIPS FKIP. Pertanyaan yang akan dijawab pada tahap ini adalah apakah naskah
bahan ajar yang dikembangkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar
mahasiswa? Secara ringkas rancangan/desain penelitian disajikan pada Tabel 1.
Lokasi penelitian bertempat di
Gedung E-1 Kampus FKIP Pinang Masak Universitas Jambi, Mendalo Darat Jambi.
Waktu penelitian ini adalah pada Tahun anggaran 2006, mulai dari tahap
persiapan hingga pelaporan membutuhkan waktu selama 8 (delapan) bulan yang
dimulai bulan April 2006 sampai dengan bulan November 2006.
Penelitian pengembangan ini diset untuk
diuji cobakan pada subjek penelitian yaitu kelas mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah Permodalan Koperasi pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan PIPS
FKIP Universitas Jambi, yang diselenggarakan pada semester ganjil tahun
akademik 2006/2007. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pengembanan
bahan ajar yang memenuhi kriteria, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar
dan hasil belajar mahasiswa.
Data yang dibutuhkan dalam
penelitian tindakan (action research) ini berupa kombinasi antara data
kualitatif dan data kuantitatif, dimana teknik pengambilan data menggunakan
instrumen sebagai berikut:
1.
Lembaran kritik untuk mengambil data hasil reviu pakar (dosen Fakultas
Ekonomi) untuk keperluan revisi I, dan untuk mengambil data hasil evaluasi dari
mahasiswa pra-uji coba untuk keperluan revisi II, serta untuk mengambil data
hasil ujicoba untuk keperluan revisi III/revisi akhir.
2. Lembaran tes/kuis, untuk
mengambil data tentang respon dan hasil unjuk kerja atau hasil belajar
mahasiswa.
3. Kuesioner, untuk mengambil data
tentang proporsi peningkatan motivasi internal mahasiswa setelah mempelajari
bahan ajar.
4. Studi dokumenter, untuk memilih
dan memilah materi bahan ajar dari buku teks, majalah, jurnal, surat kabar dan
lain-lain, untuk keperluan kompilasi dalam penyusunan bahan ajar.
Tabel 1.
Rancangan/desain penelitian PPKP mengembangkan bahan
ajar mata kuliah Permodalan Koperasi Tahun 2006
Komponen
|
Tahap
Pendefinisian
|
Tahap
Perancangan
|
Tahap
Pengembangan
|
Tahap
Pendesiminasian
|
Masukan
|
·
Tujuan
Instruksional
·
GBPP
·
Kebutuhan Mahasiswa
|
·
Rumusan tujuan
intruksional khusus
·
Metode Penulisan buku
ajar (kompilasi)
|
·
6 desain bahan ajar
·
1 desain lembar
kritik
·
3 desain kuis
·
1 desain kuisioner
|
·
6 naskah bahan ajar
·
1 naskah lembar
kritik
·
3 naskah kuis
·
1 naskah kuesioner
|
Proses
|
·
Mengkaji hubungan
komponen masukan
|
·
Menulis dan membuat
perangkat bahan ajar
|
·
Desain bahan ajar
direviu oleh pakar
·
Revisi tahap 1
·
Pra-Uji coba
·
ReVISI TAHAP II
|
·
Uji coba perangkat
bahan ajar
·
Melaksanaan 6x tatap
muka
·
Melaksanakan 3x kuis
·
Memberikan kuisioner
|
Output
|
·
Rumusan tujuan
intruksional khusus
|
·
6 desain bahan ajar
·
1 desain lembar
kritik
·
3 desain quiz
·
1 desain kuisioner
|
· 6
naskah bahan ajar
· 1
naskah lembar kritik
· 3
naskah kuis
· 1
naskah kuisioner
|
·
6 bahan ajar
·
1 lembar kritik
·
3 kuis
·
1 kuisioner
·
Tingkat motivasi
·
Hasil belajar
mahasiswa
|
Kriteria
keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : jika
seluruh variabel bahan ajar (variabel nomor 1-11) dapat meningkatkan variabel
motivasi hingga mencapai kualitas minimal “tinggi” atau skala >2 dari skala
4, dan variabel hasil belajar yang diukur dengan lembaran tes/kuis, mencapai
nilai rerata B+ atau nilai 75 dalam skala 10-100, yang berarti tingkat
penguasaan kompetensi minimal 75 %.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Pengembangan
bahan ajar seperti telah dijelaskan di muka menerapkan 4 (empat) tahap
pengembangan yang biasa disebut 4-D atau Four-D Model (Thiagarajan, dkk, 1974),
yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design),
pengembangan (develop), dan tahap pendesiminisasian (disseminate).
Dalam PPKP ini, tahap pendefinisian diawali dengan mengkaji tujuan
instruksional yang hendak dicapai yang telah ditetapkan dalam GBPP dan analisis
kebutuhan mahasiswa. Tahap ini dimulai pada tanggal 17 April 2006 dan berakhir
setelah tujuan instruksional khusus dirumuskan sebagai petunjuk arah yang harus
dicapai dalam proses pembelajaran yaitu pada tanggal 29 April 2006.
Tahap
perancangan adalah tahap merancang prototipe atau model bahan ajar. Model bahan
ajar yang akan didesain terdiri dari 6 (enam) bab untuk 6 (enam) kali pertemuan
tatap muka, dimana penyusunannya mengacu
pada model Atwi Suparman (dalam Panen dan Purwanto, 2001:22-27) yaitu
berisi: (1) tujuan mata kuliah, (2) nama bab (pendahuluan, penyajian, penutup),
(3) daftar pustaka, dan (4) senarai. Pada tahap ini selain dibuat rancangan
bahan ajar, juga disusun rancangan lembar kritik baik untuk mahasiswa maupun
untuk dosen penyaji tentang kelebihan dan kekurangan bahan ajar sebagai bahan
masukan untuk revisi bahan ajar. Kemudian untuk mengukur hasil belajar dibuat
juga rancangan instrumen ukur dalam bentuk kuis I, kuis II dan kuis III,
sedangkan untuk mengukur motivasi mahasiswa dibuat pula rancangan alat ukurnya
berupa kuesioner. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 24 April 2006 dan selesai
pada tanggal 30 Juni 2006.
Pada tahap
pengembangan, rancangan bahan ajar, lembar kritik, kuis dan kuesioner ditulis
dan dibuat, sehingga menghasilkan apa yang disebut “desain” yaitu enam desain
bahan ajar, satu desain lembar kritik, tiga desain kuis dan satu desain
kuesioner. Desain tersebut selanjutnya direviu oleh Prof. Dr. H. M. Rachmad,
SE, ME Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi yang memiliki spesialisasi
di bidang Ilmu Ekonomi Koperasi dari tanggal 3 Juli 2006 sampai 17 Juli 2006.
Saran-saran hasil reviu pakar lebih banyak pada perihal redaksional, bukan
menyangkut substansi materi bahan ajar. Disamping itu disarankan pula agar
buku-buku literatur yang dikompilasi diambil dari buku-buku terbitan mutakhir.
Berdasarkan
hasil reviu tersebut, dilakukan revisi perangkat bahan ajar tahap I, dan hasil
revisi I tersebut menghasilkan apa yang disebut “Konsep” yang terdiri dari 6
(enam) konsep bahan ajar, 1 (satu) konsep lembar kritik, 3 (tiga) konsep kuis
dan 1 (satu) konsep kuesioner. Masih pada tahap ini, konsep bahan ajar
dipra-uji cobakan kepada 10 orang mahasiswa semester III program studi
Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP pada tanggal 24 Juli 2006. Hasil
pra-ujicoba diperoleh informasi bahwa dari segi bahasa 80% menyatakan mudah
dipahami, 20% menyatakan sulit dipahami. Dari segi istilah 70% menyatakan
familiar, dan 30% menyatakan tidak familiar. Kemudian dari segi tingkat
keterbacaan, 50% mahasiswa menyatakan sajian materi terlalu banyak, dan 50%
menyatakan terlalu sedikit dengan alokasi waktu yang tersedia. Hasil evaluasi
mahasiswa ini dijadikan bahan untuk Revisi tahap II terutama memperbaiki
tingkat keterbacaan dan penyederhanaan istilah. Hasil pra-uji coba atau hasil
revisi II ini menghasilkan 6 naskah bahan ajar.
Tahap pengembangan
yang terakhir adalah tahap pendesiminasian. Pada tahap ini, naskah seperangkat
bahan ajar yang sudah dua kali direvisi diujicobakan kepada sasaran mahasiswa
yang sebenarnya yaitu mahasiswa semester V program studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan PIPS FKIP yang berjumlah 13 orang. Pelaksanaan ujicoba naskah 1 dan 2
dilaksanakan pada tanggal 6 dan 13 September 2006, ujicoba naskah 3 dan 4 pada
tanggal 20 dan 27 September 2006, dan ujicoba naskah 5 dan 6 dilaksanakan pada
tanggal 4 dan 11 Oktober 2006.
Untuk mengetahui
hasil belajar mahasiswa melalui kegiatan uji coba naskah bahan ajar dilakukan
quis sebanyak tiga kali, masing-masing dilaksanakan setelah dua kali pertemuan
tatap muka. Berdasarkan hasil olah data pada lampiran, hasil belajar mahasiswa
pada kuis I mencapai nilai rerata 77/B+, kuis II meningkat menjadi 83/A dan
kuis III meningkat lagi menjadi 87/A. Adapun nilai rarata untuk ketiga kuis
mencapai nilai 82/A. Oleh karena itu jika dibandingkan dengan kriteria yang
telah ditetapkan dalam metode penelitian yaitu nilai rerata B+ atau nilai 75-79
dalam skala 10-100, maka hasil uji coba telah melebihi angka kriteria. Dengan
kata lain, naskah bahan ajar yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil
belajar mahasiswa.
Selanjutnya
dengan menggunakan instrumen kuesioner, untuk mengambil data tentang proporsi
peningkatan motivasi internal mahasiswa setelah mempelajari bahan ajar, hasil
olah data menunjukkan bahwa rerata mahasiswa yang menyatakan sangat setuju pada
setiap variabel berjumlah 17%, yang menyatakan setuju 66%, yang menyatakan
tidak setuju 16% dan yang menyatakan sangat tidak setuju 1%. Ini berarti bahwa
mahasiswa yang setuju dan sangat setuju bahwa naskah bahan ajar telah
meningkatkan motivasi internal adalah sebesar 83%, sedangkan sisanya 17% tidak
setuju bahwa bahan ajar telah meningkatkan motivasi internal mereka. Jika
dieqivalensikan dengan skala 1-4, maka besaran 83 % berada pada skala 3 dan 4.
Apabila dibandingkan dengan kriteria keberhasilan yaitu skala >2, maka PPKP
ini dapat dianggap berhasil. Dengan kata lain naskah bahan ajar yang diuji coba
telah berhasil meningkatkan motivasi mahasiswa.
Bahan ajar yang
dirancang dan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip instruksional yang baik
ternyata dapat membantu mahasiswa dalam proses belajarnya, membantu dosen untuk
mengurangi waktu penyajian materi dan memperbanyak waktu pembimbingan dosen
terhadap mahasiswa, membantu perguruan tinggi dalam meyelesaikan kurikulum dan
mencapai tujuan instruksional dengan waktu yang tersedia. Dalam PPKP ini bahan
ajar didefinisikan sebagai bahan-bahan atau materi perkuliahan yang disusun
secara sistematis, yang digunakan dosen dan mahasiswa dalam proses
pembelajaran. Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis,
menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, dapat memotivasi mahasiswa
untuk belajar, mengantisipasi kesulitan belajar mahasiswa dalam bentuk
penyediaan bimbingan bagi mahasiswa untuk mempelajari bahan tersebut,
memberikan latihan yang banyak bagi mahasiswa, menyediakan rangkuman dan secara
umum berorientasi pada mahasiswa secara
individual (learned oriented).
Biasanya bahan ajar bersifat “mandiri” karena sistematis dan lengkap, sehingga
mahasiswa dapat dengan mudah membaca, menyimak dan mempelajari kembali hal-hal
yang belum dipahaminya (Panen dan Purwanto, 2001:7).
Melalui PPKP ini
telah terbukti bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Motivasi belajar merupakan variabel yang
paling penting, karena proses belajar akan lebih efisien jika warga belajar
yang bersangkutan memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu yang
dipikirkannya (Kibler, et al, 1981:122-183). Coffey et al (1975:214) menyatakan
bahwa, sifat keragaman dan kedinamisan manusia menjadikan perbedaan serta perubahan
kebutuhan secara individual sesuai dengan situasi dan kondisi, dan bagi
individu hal ini merupakan pendorong tumbuhnya motivasi guna memenuhi kebutuhan
untuk mencapai kepuasan.
Sebagai muara
dari variabel yang ingin dijelaskan dalam penelitian ini adalah “Hasil belajar”
dan “Motivasi Belajar”, sedangkan variabel yang menjelaskannya adalah
“penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan”. Hasil belajar yang sering
disebut dengan istilah “scholastic achievement” atau “academic achievement”
adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar
di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes
hasil Belajar (Briggs, 1979). Menurut Gagne dan Driscoll (1988:36) hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan
belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance).
Gagne dan Briggs (1979) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan
internal (capability) yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan
sesuatu.
Hasil dari PPKP
ini sejalan dengan hasil penelitian Wiyono (2003:28-36) yang menemukan bahwa
terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar, begitu pula dengan penelitian Ratih (2005:14-27) yang
menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan hasil belajar.
Memang menurut McClelland
(1953:237-240) dan menurut Matyukhina seperti dikutip Bohlin (1987:11- 14)
bahwa pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar cukup besar. Temuan
penelitian Jegede (1994) menunjukkan bahwa motivasi berprestasi menjadi
prediktor yang signifikan terhadap prestasi belajar. Taruh (2003:21) juga
menemukan bahwa motivasi berprestasi mempunyai hubungan yang positif dengan
hasil belajar. Selain itu, Sarojo (2000: 40-53) menemukan bahwa motivasi
berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar.
Kesimpulan dan
Saran
Kesimpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bahan ajar dapat dikembangkan
dengan baik jika menerapkan 4 (empat) tahap pengembangan yang biasa disebut 4-D
atau Four-D Model (Thiagarajan, dkk, 1974), yaitu tahap pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (develop), dan tahap
pendesiminisasian (disseminate), kemudian dijudge oleh pakar-direvisi,
dinilai oleh calon pengguna-direvisi, dan diujicoba kepada mahasiswa sebagai
pengguna.
2. Bahan ajar yang dikembangkan
melalui langkahlangkah di atas, berdasarkan hasil ujicoba dapat meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa pada taraf tinggi (Skala 3-4), dan dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa hingga mencapai nilai rerata 82/A.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka
disarankan kepada dosen teman sejawat, agar dapat mengembangkan bahan ajar
untuk setiap mata kuliah binaannya dengan menerapkan 4 (empat) tahap
pengembangan 4-D atau Four-D Model (Thiagarajan, dkk, 1974).
Pengembangan dengan model tersebut tidak terlalu sulit, bisa dilakukan.
Endah Kustia Rini ( 22211430) / 2EB09
Fakultas Ekonomi
2011-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar